Beranda > Catatan Redaksi > Ongisnade di Malang Post

Ongisnade di Malang Post


Bukan kali ini saja Ongisnade tampil di halaman media cetak karena sebelumnya sudah beberapa kali tampil di tabloid olahraga nasional, salah satunya Soccer. Namun dengan tampilnya Ongisnade di Malang Post, kita jadi merasa seperti bermain home dengan tampil di “kandang sendiri”, di hadapan “pendukung sendiri”. Ya, Ongisnade tampil dalam features harian Malang Post, Kamis 17 Juni 2010.



Berikut kutipan lengkap artikel Ongisnade di Malang Post.

Pasca sukses Arema meraih gelar jawara ISL 2009/2010, banyak bermunculan bisnis-bisnis baru yang membawa nama besar Arema. Namun ada juga bisnis yang sebelumnya sudah ‘berbau’ Arema menjadi lebih berkembang. Seperti bisnis yang dilakukan oleh Ongisnade Group.

Mendengar nama Ongisnade, hampir sebagian besar Aremania-Aremanita mengenalnya sebagai salah satu situs berita yang mengupas tim Arema Indonesia. Tidak hanya Aremania-Aremanita di Malang, tetapi di seluruh belahan dunia cukup mengenal situs ini karena selain mengupas tuntas tim Singo Edan, juga selalu up date setiap harinya.

Nama Ongisnade memang tidak mengusung nama Arema secara terang-terangan. Tetapi istilah Ongisnade cukup nyerempet dengan nama besar Arema. Siapapun pasti tahu kalau nama Ongisnade yang jika dibalik menjadi singo edan, tak lain adalah julukan tim Arema.

Ongisnade sendiri didirikan sekitar awal tahun 2007 atau tepatnya tiga tahun sebelum nama Arema Indonesia semakin harum di kancah sepakbola tanah air.

Saat itu, Ongisnade belum berbentuk domain sendiri, melainkan berupa blog. Penciptanya adalah Zulfikar Aleksandri yang tak lain adalah Aremania yang memang bergelut dalam dunia IT. Setelah beberapa lama eksis melalui media blog, Ongisnade pun membeli domain sendiri.

Pasca membeli domain sendiri, yakni Ongisnade.net, perjalanan media online ini menjadi lebih kencang. Semakin banyak masyarakat yang mengakses situs ini, terutama yang berasal dari luar kota karena tidak bisa membaca perjalanan tim Arema dari koran lokal seperti Malang Post.

Maka untuk menghidupinya, pada tahun 2008 Ongisnade melebarkan sayapnya dengan mendirikan clothing yang khusus memproduksi merchandise Arema.

“Kalau mengandalkan iklan di situs, saat ini masih belum bisa. Banyak pihak yang belum mengerti tentang media online. Karena itu untuk menghidupi situs ini kami mencoba melebarkan saya dengan membuka clothing. Di awal produksi, pengembangan usaha kami ini belum begitu besar. Begitu memproduksi 50 pieces kaos, biasanya langsung vakum lama sekali,” beber Marketing Department Ongisnade, Galih Akbar pada Malang Post.

Perjuangan Ongisnade untuk mengembangkan usaha clothing saat itu justru terbantu dengan pembelian via internet, yakni melalui situs Ongisnade sendiri.

Dibandingkan dengan penjualan di store, penjualan lewat internet justru lebih besar. Kondisi ini terjadi karena Aremania dari luar kota atau luar negeri sulit mendapatkan merchandise Arema sementara di Malang sendiri sudah cukup banyak yang menjual atribut.

Sukses melakoni kedua bidang ini, Ongisnade kembali melebarkan sayapnya dengan mendirikan bisnis cafe di markas mereka yang baru, yakni di Jl Ciliwung.

Cafe yang juga diberi nama Ongisnade ini resmi didirikan pada 11 Juni lalu, tepatnya setelah tim Arema sukses meraih gelar jawara dan namanya semakin melambung.

Sesuai dengan namanya, Ongisnade Cafe didesain serba Arema. Nuansa Arema yang kental bisa dilihat dari warna dinding yang serba biru serta poster-poster pemain Arema yang di pajang di berbagai sisi.

Bahkan saat grand opening berlangsung, beberapa pemain Arema yang bertempat tinggal di Malang, seperti Juan Revi dan Dendi Santoso turut hadir untuk memeriahkan syukuran pembukaannya.

Penanggungjawab Ongisnade Cafe, Lutfi Rahmadi mengatakan dengan melambungnya nama Arema, pengenalan Ongisnade Café kepada masyarakat cukup terbantu. Pasalnya nama Ongisnade sendiri cukup nyerempet dengan nama Arema.

“Namun yang perlu digarisbawahi adalah, dengan nama Ongisnade, bukan berarti yang boleh masuk sini adalah Aremania dan Aremanita. Semua kelompok suporter boleh-boleh saja datang ke sini, bahkan komunitas suporter tim luar negeri juga. Kami tidak membatasi kelompok suporter karena sejak awal didirikan, kami mengusung motto Meet and Unite Fans (bertemu dan bersatunya suporter),” papar Lutfi. (noer adinda zaeni)

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar